Jumat, 03 April 2009

Terasi Bangka

Masyarakat Bangka menyebut istilah terasi
dengan sebutan belacan, apa sebenarnya
itu terasi ?................................................
terasi atau belacan adalah salah satu
bumbu masakan, di Pulau Bangka terasi
merupakan bumbu pokok yang harus ada,
dalam masyarakt Bangka terasi digunakan
untuk membuat sambel, memasak lempah
kuning, sayur darat dll.
Untuk mencari terasi tidak lah sulit, bila
anda berkunjung kepulau Bangka terasi
dapat dibeli dipasar-pasar, toko bahkan
swalayan, harga terasi berfariasi, tergantung
dengan kwalitas udang yang menjadi bahan
baku pembuatannya.
Centra-centra pembuatan terasi di Pulau Bangka
cukup banyak, diantaranya adalah terasi
buatan Toboali, terasi Pangkal Niur Kecamatan
Tempilang, terasi Sungai Selan dll.
Terasi asal Toboali memang terkenal bagus
oleh karena cara pembuatannya dilakukan
secara tradisional dan bahan baku udang
nya merupakan udang pilihan dan tidak dicampur
dengan bahan lain seperti ikan dll.
tapi pada dasarnya terasi dari daerah lain pun
tidaklah kalah baiknya, tergantung si pembeli
apakah dia bisa membedakan mana terasi yang
baik atau terasi yang enak.
Biasanya terasi menjadi buah tangan atau oleh-oleh
bagi mereka yang datang ke Pulau Bangka,
atau menjadi oleh-oleh bagi mereka yang
akan pergi kedaerah lain.
Nah.... bagi yang pendatang baru di Pulau
Bangka kalau sudah ketagihan makan
terasi maka biasanya tidak mau lagi pulang
kedaerah asalnya, entah kenapa? mereka
menyebut itu sebagai syarat untuk jadi
orang Bangka secara utuh.
Kebetulan penulis adalah pedagang, yang salah
satu barang dagangannya adalah terasi, jadi
penulis sangat paham mengenai jenis-jenis
terasi. dan bila pembaca blog ini ingin membeli
terasi asal Bangka dapat memesan terasi
pada blog ini.

Kamis, 02 April 2009

Bagaimana mencari uang

Mencari duit harus dilakukan oleh semua orang
selama orang tersebut masih mau makan, minum
serta melakukan semua aktivitasnya.
tapi tahukah anda bagaimana mencari duit tanpa
harus melamar kerja alias cari duit sendiri, banyak
orang miskin susah mencari duit padahal peluang-
peluang
untuk mendapatkan duit tersebut ada didepan
mata, dan tahukah anda bahwa banyak orang yang
miskin
padahal oran ang ada disekitarnya meraup
uang setiap saat.
nah..... disini saya akan sedikit
bercerita,
ada sebuah perlombaan siapa yang pertama
sekali
mendapatkan uang, pada suatu hari dipanggillah
3 orang 1 orang dari etnis keturunan china 1 orang dari
India dan 1 lagi dari pribumi,
mereka bertiga di kumpul disebuah lapangan terbuka
kemudian ketiga orang tersebut dimasukkan masing-
masing kedalam kerangkeng, dari dalam kerangkeng
tersebut
mereka diharuskan mendapatkan uang,
dalam kerangkeng
tersebut tidak diberikan fasilitas
apapun, kemudian
barang siapa yang memperoleh
uang yang pertama
keluar sebagai pemenang dan
boleh keluar dari kerangkeng,
setelah semuanya
siap maka acara pencarian uang pun dimuai,

mereka bertiga masing-masing berfikir keras, pertama
dari etnis China setelah melihat sekitar kerangkeng sang
Chinapun mulai, pertama dilihatnya ada tanah liat
didalam
kerangkengnya lalu ia mengencingi tanah
liat tersebut agar
basah dan dapat dibentuk,
dan ia membuat burung-burung
dari tanah liat
tersebut, kemudian ia jemur hingga kering,

setelah kering sang China pun muai berteriak "burung-
burung-burung sambil menirukan suara-suara burung,
kebetulan banyak anak-anak sedang pulang sekolah
dan anak-tersebut membeli burung-burung tersebut
dan berhasillah sang etnis China tersebut memperoleh
uang.
kemudian apa yang dilakukan oleh orang india
dalam kerangkeng
ia rupanya mengorek-ngorek
hidungnya yang besar,
dan menambil kotoran
hidungnya, setelah banya ia
mulai membentuk
kotoran hidung tersebut menjadi

bulatan-bulatan kecil kemudian bulatan tersebut ia
jemur hingga kering, dan ia pun mulai berteriak
"jadam-jadam-jadam" jadam adalah obat berkasiat
dari india berbentuk bulatan kecil seperti apa yang orang
india tadi buat dan setelah lama ada saja orang ang
membeli
jadam tersebut dan berhasillah sang India
tadi memperoleh
uang dari daam kerangkeng tersebut,
nah bagai mana
nasib sang pribumi, hingga sore san
pribumi belum
mendapatkan apa-apa, dan ia pun
tidak bisa keluar dari
kerangkeng tersebut.
Bisa kita baangkan bila teratih mencari uang sendiri
maka dalam kerangkeng pun masih berpeluang
mendapatkan
uang, kemudian bagaimana dengan
kita ang ada dilingkungan
terbuka dan bebas bergerak,
tidakkah kita berhasil
mendapatkan uang...........

Bebasnya berwiraswasta

Ada tiga tipikal manusia dalam melakukan
pekerjaan (mencari nafkah) :
1. Tipikal orang yang mampu bekerja sendiri
dan juga mampu bila bekerja dengan orang
lain, orang bertipikal ini biasanya penyabar,
ulet, penuh ketelitian dan terpenting ia mampu
menempatkan dirinya dimanapun.
2. Tipikal orang yang hanya bisa bekerja kalau
disuruh atau ada yang memerintah, tanpa
komando dia tidak akan melakukan pekerjaan
apa-apa, inisiatif untuk melakukan sesuatu
kurang, ide-ide sulit timbul, yang terpikir biasa
nya habis melakukan tugas yang diberikan
adalah menerima upah atau gaji.
3. Tipikal orang yang hanya bisa bekerja sendiri,
tidak mau diperintah-perintah, ide-ide menjadi
komando terhadap apa yang akan dilakukan,
orang seperti ini mampu mengatur dirinya
sendiri, bebas dalam berfikir, dia hanya bisa
jadi bos unutk dirinya sendiri atau jadi bos
untuk orang lain.

Nah disini lah kita melihat diri kita atau
menempatkan diri kita pada posisi mana, bila kita
seorang tipikal (1) maka kita bisa bekerja dimanapun
bila kita pada tipikal (2) maka kita harus malamar
pekerjaan, jangan bekerja sendiri atau berwira
swasta, karena tidak akan berhasil. dan bila kita
pada tipikal (3) maka ia tidak baik bekerja dengan
orang lain karena akan banyak menimbulkan
konflik, dan akan membunuh karirnya sendiri.



Rabu, 01 April 2009

manajemen keuangan

ada seorang china yang ketika itu mengobrol
dengan saya disiang itu, dia berkata bagaimana
kita bisa maju dalam hidup, terutama bisa
mapan dalam hal keuangan, syaratnya adalah
pertama jangan besar pasak dari pada tiang.
intinya adalah bahwa apabila kita berpenghasilan
Rp. 10.000 maka pengeluaran perhari maka
pengeluaran kita harus lah lebih kecil dari itu atau
paling besar 60% dari
pendapatan kita sedangkan 40% nya harus
ditabung, tabungan itu bisa jadi berupa uang,
barang atau sebagainya, dan apabila pendapatan
sama besarnya dengan pengeluaran maka
hidup kita sampai matipun tetap seperti itu-itu saja,
tidak akan mengalami perkembangan alias
jalan ditempat, dan apabila pengeluaran
lebih besar dari pendapatan maka tunggu saja
akibatnya, hidup pasti akan berantakan,
hutang semakin hari akan semakin bertumpuk,
dicari-cari orang bukan karena kita
orang penting tapi orang mencari untuk
menagih hutang,

solpol 94

nama saya sudiarto, aku masuk aku
anak sospol angkatan 94, teman-teman
ku banyak didisini, ada dodoy, agus, beny,
imam, rafles, iwan, mancek nur, dan lain-lain.
kuliah disolpol, memang kurang mengenakkan
mana belum fakultas ruang kuliah numpang
kantor numpang, semuanya numpang, kami
seperti anak tiri saja. tapi kami cukup disegani
walaupun jumlah mahasiswa kami sedikit
selain anak sospol banyak omong anak sospol
pun banyak yang preman, ada pengalaman
yang tak pernah aku lupakan, ketika itu
kami ikut perkemahan ospek di dusun segayam,
dimana salah seorang mahasiswa kami ada yang
meninggal tenggelam disungai, dan aku adalah
orang yang pertama yang mandi disungai itu.
suasana di segayam begitu mencekam penuh
dengan keangkeran kalau diingat aku jadi taruma.
tapi ada yang lucu disaat ada dukun yang
sesajen kepada penghuni sungai pada jam 1 malam,
sesajennya nasi ketan dan telur ayam kampung
yang lagi hangat, karena suasana dingin karena
habis hujan ribut maka aku pun sangat lapar
diam-diam aku tarikpiring sesajen itu kemudian aku
makan sampai habis, tak lama kemudian sang dukun
mencari-cari sesajennya dan bertanya siapa yang
makan, dengan malu dan takut aku ngaku bahwa
aku yang makan sesajen tadi.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA 94-99

tahun 94 aku tamat dari SMA, dengan tekad
yang bulat aku berangkat kejogja untuk ikut tes
umptn, dan aku diterima di fisip unsri, pertama
masuk aku tinggal dipalembang, aku tinggal
dirumah lakoni, dirumah itu aku bertemu
dengan Eko aprizal, Eka, kuskus, lukman dll, kami
tinggal dalam satu kost selama 5 bulan.
setelah itu aku pindah keindralaya karena kuliah
kami semuanya di indralaya, di indralaya aku tinggal
dengan endang, ady, juli, anak teknik kimia
kami semua angkatan 94, Indralaya begitu
sepi, jauh dari kota yang ada hanya semak belukar,
kehidupan kost kami jauh dari hingar bingar kota,
tak ada hiburan, jadi kami berusaha saling menghibur
satu sama lain. tetangga depan ku anak sungailiat
piko dan kiki, sebelah kanan ku ada dibot dari pendopo,
koncol dari prabumulih, norman, dan hery,
sebelah kiri kami ada hendri, indawan, ali.
setiap sore kami mencari hiburan jalan-jalan
kedanau, di indralaya kami tinggal di komplek
pertamina, dan terakhir kami tinggal dipersada
komplek yang bersebelahan dengan komplek
pertamina, banyak kisah sedih dan gembira yang
aku alami, bahkan mungkin indralaya serasa
tanah air ku juga, aku tak pernah melupakannya
aku anak yang terkenal paling suka ngejahilin
teman, walupun aku pun sering dijahilin he..he..
setiap malam kami selalu bermain setsot
kartu remi, bermalam-malam kami tak tidur
entah pa yang kami pikirkan, yang pasti kuliah
nomor dua yang ada hanya konyol-konyolan belaka
aku merasa puas dengan apa yang aku lakukan,
hari-hari aku lakukan dengan penuh kecermatan
mengatur keuangan, maklum kiriman yang di
harus pas habis sebulan, kalau tidak bisa ngatur
berakibat mati kelaparan.

Rabu, 25 Maret 2009

TI

Penambang timah tradisional.
pada tahun 2005 s/d 2007 penulis
pernah menjadi penambang timah,
jadi segala seluk beluk tentang
tambang inconvensional penulis
sangat paham, namun tahukah
anda menjadi penambang timah
itu tidaklah sebaik yang kita dengar
atau istilah lain TI adalah indah
kabar dari pada rupa, bagi yang
berhasil itu memang bagus tapi
mereka yang berhasilpun belum
akan terus berhasil, ada yang tadinya
miskin kemudian mendadak jadi
kaya raya, begitu juga yang tadinya
kaya mendadak jadi miskin,
jadi semuanya menjadi sesuatu yang
tidak pasti, TI sama saja dengan judi
bahkan lebih parah dari judi,
karena bila terlanjur masuk maka
sulit untuk keluar, kita akan dibuat
penasaran karenanya.